-->

Purnama Terakhir - puisi

Sungguh gemetar bila teringat saat itu
Bak petir tanpa mendung menyeruduk kalbu
Tak lupa dan tak bisa
Itu waktu yang menyiksa
Masih dan terus menyiksa


Aku tak ingin membuang kata "salah"
Namun hati tetap perpegang kata "bijak"
Dua buah kata tarik menarik kata "maaf"
Meski tiada satu pun menjadi penawar
Sekuat prahara mulut membantah
Tapi lembutnya netra jujur ter-bias
Sudah air tenang jadi deras
Pun begitu beningnya masih bisa di buat berkaca


Empat musim bertanam berbuah
Kini tiba kemarau kering tersisa akarnya
Berteman pada setengah purnama terakhir
Berguru dengan boneka lusuh sepelukan
Sungguh gelar ini begitu malu kusandang


Apa gelar itu kau nikmati dan kau mahkota-kan ?
Tak perlu kau jawab...
Karya : Ahmad Royid
Sadnight 04:30 AM 171217

ilustrasi dinding bata